June 27, 2025
Mendag Pastikan Tambahan Impor dari AS Tak Ganggu Swasembada, Fokus Tekan Tarif Trump
Nasional

Mendag Pastikan Tambahan Impor dari AS Tak Ganggu Swasembada, Fokus Tekan Tarif Trump

Apr 20, 2025

Headnews.id — Pemerintah Indonesia tengah bersiap menambah impor sejumlah komoditas pangan dari Amerika Serikat sebagai bagian dari strategi negosiasi dagang, namun Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa langkah ini tidak akan mengganggu target swasembada nasional.

“Enggak ada masalah, sama sekali enggak ganggu. Komoditasnya juga beda dengan yang sedang kita dorong untuk swasembada,” ujar Budi saat ditemui usai acara Talkshow Aksi Konsumen Cerdas Indonesia di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu (20/4).

Meski demikian, Budi masih merahasiakan detail komoditas apa saja yang akan masuk daftar impor tambahan dari Negeri Paman Sam. Ia menyebut Kementerian Perdagangan saat ini tengah merancang strategi negosiasi lanjutan, menyusul pertemuan awal yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

“Poin-poinnya sudah kami siapkan, termasuk strategi untuk bertemu dengan tim dari AS. Tapi untuk sekarang saya belum bisa sampaikan ke publik. Namanya juga strategi, enggak bisa dibuka semua sekarang,” katanya.

Pertemuan awal antara Indonesia dan AS yang dipimpin Menko Airlangga digelar untuk merespons tarif resiprokal sebesar 32 persen yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump. Tarif tinggi itu sempat ditangguhkan selama 90 hari sejak 9 April 2025 untuk memberi ruang negosiasi kedua negara.

Salah satu opsi yang dibahas dalam negosiasi adalah penambahan impor pangan dari AS. Dalam konferensi pers daring dari Washington DC, Jumat (18/4), Menko Airlangga menyebut Indonesia akan menambah impor gandum, kacang kedelai, dan susu kacang kedelai.

“Kita selama ini memang sudah mengimpor tiga komoditas ini, bukan hanya dari AS, tapi juga dari Australia, Ukraina, dan negara lainnya. Jadi ini lebih ke pengalihan sumber impor,” jelas Airlangga.

Negosiasi antara kedua negara dijadwalkan selesai dalam dua bulan. Pemerintah berharap, strategi diplomasi ekonomi ini dapat menekan dampak kebijakan tarif AS tanpa mengorbankan arah pembangunan pangan nasional.